Agar tanaman tumbuh
dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di daerah pertanian
harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu diperlukan pupuk
yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya
para petani menggunakan pelet padat (NH 4 ) 2 SO
4 untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH 4 ) 2
SO 4 bersifat asam, ion NH 4 + akan
terhidrolisis dalam tanah membentuk NH 3 dan H +
yang bersifat asam.
Kita juga sering memakai bayclin atau sunklin untuk
memutihkan pakaian kita. Produk ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang
sangat reaktif sehingga dapat menghancurkan pewarna, sehingga pakaian
menjadi putih kembali. Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan
basa kuat NaOH. Ion OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH
-, sehingga garam NaOCl bersifat basa.
Menentukan pH Larutan Garam
Garam yang mengalami hidrolisis membentuk suatu
reaksi kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan anion basa atau kation
asam, akan dibebaskan OH - atau H + . Ion OH -
dan ion H + inilah yang dapat menentukan apakah larutan
tersebut bersifat asam, basa atau netral. Karena hidrolisis garam
merupakan reaksi refersibel (bolak-balik), maka reaksi ini mempunyai
tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan hidrolisis (Kh). Besarnya Kh
bergantung pada harga tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan ionisasi
basa (Kb). Tetapan hidrolisis dapat digunakan untuk menentukan pH
larutan garam.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Garam yang berasal dari
asam kuat dan basa kuat jika dilarutkan dalam air menunjukkan reaksi
netral, karena anion maupun kationnya masing-masing tidak ada yang
bergabung dengan ion hidrogen atau hidroksida. Untuk menentukan produk
yang sangat sedikit berdisosiasi. Karena itu kesetimbangan air tidak
terganggu.
H
2 O (l) → H +
(aq) + OH - (aq)
Karena konsetrasi H + dan OH
- dalam larutan sama, maka larutan bersifat netral (pH=7)
2.
Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Jika garam yang berasal
dari asam kuat dengan basa lemah dilarutkan ke dalam air, maka larutan
tersebut bersifat asam (pH < 7). Kation asam (BH + ) dari
garam bereaksi dengan air yang menghasilkan ion H 3 O +
.
BH +
(aq) + H 2 O (l) →
B (aq) + H 3 O + (aq) .
Reaksi ini
mempunyai tetapan hidrolisis (Kh) sebagai berikut.
Konsentrasi BH + semula, sama
dengan konsentrasi garamnya. Jika konsentrasi BH + mula-mula
sebesar M dan hidrolisis sebesar α, maka konsentrasi semua komponen
dalam persamaan tersebut adalah:
Karena nilai α sangat kecil, maka
besarnya α pada M-α diabaikan, sehingga untuk M-α = M. Besarnya
konsentrasi B dan H 3 O + adalah sama. Karena H
3 O + dapat diganti H +, persamaan tetapan
hidrolisis dapat ditulis.
Suatu basa dapat
mengalami kesetimbangan sebagai berikut.
B (aq) + H
2 O (l) → BH +
(aq) + OH - (l)
Selanjutnya konsentrasi ion H + dapat ditulis:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Kb : tetapan ionisasi basa
[BH + ] : konsentrasi kation dari garam
3.
Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang berasal dari
asam lemah dengan basa kuat jika dilarutkan dalam air maka larutan
tersebut bersifat basa (pH > 7). Anion basa (A - ) dari
garam bereaksi dalam air yang menghasilkan ion OH - .
A -
(aq) + H 2 O (l) → HA (aq)
+ OH - (aq)
Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis sebagai
berikut.
Konsentrasi A - semula sama dengan konsentrasi garamnya. Jika
konsentrasi A - mula-mula sebesar M dan terhidrolisis
sebesar α, maka untuk konsentrasi semua komponen dalam persamaan
tersebut adalah:
Karena nilai α relatif kecil (dapat diabaikan) sehingga nilai
(M-α) sama dengan M.
Asam lemah akan terionisasi menjadi:
HA →
H + + A -
Konsentrasi HA sama dengan konsentrasi OH -,
sehingga diperoleh persamaan tetapan:
Selanjutnya
konsentrasi OH - dapat dihitung dengan rumus:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan
kesetimbangan air
Ka : tetapan ionisasi asam
[A-] : konsentrasi anion dari garam
4.
Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam yang berasal dari asam lemah dan
basa lemah jika dilarutkan dalam air dapat bersifat asam, basa atau
netral tergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya.
Larutan garam ini akan terhidrolisis sempurna baik kation [BH +
] maupun anionnya [A - ].
Tetapan hidrolisis (Kh) dari hidrolisis di atas
dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Ka : tetapan ionisasi
asam
Kb :
tetapan ionisasi basa

Tidak ada komentar:
Posting Komentar